CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

About Me

Foto saya
it's me,,, sHerLy ocHtavia tentang diriQ???? liat+kenaL+joint with me... ^_^

31 Maret 2009

sekali lagi tentang wanita

Banyak orang protes karena wanita tidak mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi pilot pesawat tempur. Mereka menganggapnya sebagai sebuah diskriminasi. Seharusnya wanita mendapat kesempatan yang sama, kata mereka, termasuk menjadi sopir kapal terbang. Mereka tidak tahu hanya sedikit wanita yang lulus ujian. Salah satu alasannya, wanita sulit menentukan mana utara dan mana selatan tanpa berpikir. Jarang orang super kaya mempercayakan jet pribadinya pada wanita. Alasannya, secara statistik, lebih banyak penerbang wanita yang hilang bersama pesawatnya.

Aku mengetahuinya dari buku yang kutemukan karena sebuah kesalahan. Kukayuh sepeda ke taman bacaan dekat UNS Solo, mencari novel spy thriller, untuk mengisi akhir pekan. Malah menemukan buku berjudul "Rahasia Perempuan, Dosa Laki-laki." Terjemahan buku "Why men don't listen and women can't read maps."

Penulisnya sepasang suami istri yang percaya sepenuhnya teori Darwin. Dalam hampir setiap argumen, mereka menekankan "Karena pria adalah pemburu dan wanita adalah penunggu goa, maka...." Isu utama buku ini: Separuh pernikahan di dunia barat berakhir dengan perceraian. Salah satu penyebabnya adalah pasangan itu tidak saling memahami.

Memahami hati seorang wanita? Seminggu sebelumnya, aku mendengar seminar Johan Candawasa tentang "Ini aku, utuslah aku!". Ia memberi ilustrasi mengapa pria sering tertangkap basah saat memandangi wanita cantik. Juga ada kesan wanita tidak tertarik pada yang namanya pria tampan. Menurutnya--berdasarkan penelitian juga--wanita suka memandangi pria tampan, tetapi mereka tidak perlu sampai memalingkan muka seperti pria mata kerancang.

Pembicara ini lalu menirukan cara pria memalingkan muka bila melihat wanita cantik.

Cukup menghibur.

Wanita, ia memiliki jangkauan pandangan yang lebih melebar dan tidak hanya fokus pada satu titik. Ia bisa melihat hal-hal kecil yang tidak bisa dilihat pria. Tidak heran bila wanita yang sedang membaca buku, tahu ada pria yang meliriknya. Mungkin pura-pura tidak tahu saja. Dan entah konsentrasi membaca atau tidak setelah itu—hanya wanita itu yang tahu.

Bukan hanya itu perbedaan pria dan wanita. Struktur otak pria tidak sama dengan struktur otak wanita. Pada awalnya hal ini tidak ada yang tahu. Para ahli hanya meneliti otak prajurit pria yang tewas di medan pertempuran, lalu membuat kesimpulan, Otak wanita pasti memiliki struktur yang sama.

Perbedaan struktur inilah yang sering menjadi masalah. Wanita bisa menerima telpon tanpa mengecilkan suara televisi. Pria kesulitan melakukannya. Akibatnya, suami jengkel karena sang istri tidak mengecilkan suara televisi saat telpon berdering. Pria tidak bisa melakukannya karena otak kiri dan kanannya tidak bisa bekerja bersamaan. 'Kabel data' yang menghubungkan otak kiri dan kanan, pada wanita lebih besar.

'Kabel' yang besar membuat otak kiri dan kanan wanita bisa bekerja dalam waktu bersamaan. 'Kabel' yang lebih besar ini juga memiliki kelemahan. Wanita membutuhkan beberapa detik menentukan mana tangan kiri dan mana tangan kanannya. Kebanyakan membedakan kedua tangannya berdasarkan bentuk tangan atau ada tidaknya cincin.

Wanita memang bisa menggunakan kedua belah otaknya secara bersamaan, tetapi akibatnya, ia kesulitan membedakan arah kiri dengan kanan. Pria sebaliknya, tidak perlu berpikir untuk mengetahui arah. Otak kiri menentukan arah kanan, begitu juga sebaliknya. Sehingga untuk mencari arah kiri, otak kanan akan menentukannya. Proses penentuan arah ini berlangsung otomatis hanya bila kedua otak tidak sedang bekerja secara bersamaan.

Buku ini mengingatkanku pada adikku. Waktu itu aku pulang kampung. Kuajak ia mencari oleh-oleh untuk kubawa ke Jogja. Berjam-jam kami mengelilingi pasar cenderamata. Waktu sampai di rumah, ia berkata kepada Nyai, saudara kembarnya, "Kakak kamu itu tega sekali, masa aku tidak ia kasih kesempatan melihat-lihat toko pakaian."

Adikku ternyata wanita normal.

Aku setuju adanya 'persamaan' antara pria dan wanita. Setuju wanita bukan hanya sekedar penunggu gua (menurut istilah buku ini). Tetapi dalam beberapa hal, memang ada perbedaan besar. Seperti ungkapan yang pernah kudengar, "Boleh ada persamaan antara pria dan wanita, tetapi wanita tetap tidak bisa ikut berderet di deretan toilet berdiri."

Kemampuan wanita tidak lebih rendah dari pria. Ada beberapa hal yang pria tidak bisa melakukannya, tetapi wanita mampu mengerjakannya dengan hasil luar biasa.

Begitu juga sebaliknya.

Mengutip istilah buku ini tentang wanita, ia bukan sekedar penunggu goa.

0 komentar: