Bimbang

meski sang surya melempar sinar pada badanku dengan sempurna
aku tiada tersengat
malah aku merasa dingin menyapa kulitku

aku lihat ombak mulai menenangkan diri
dan membiarkan pasir-pasir mengering
bahkan kakiku tak disentuhnya lagi
ia benar-benar lelah.

lirih langkah-langkah kaki menjauh
namun aku tiada beranjak mengikuti mereka
waktu tlah mengalir jauh
hingga sepi benar-benar menjadi nyata

aku tetap berusaha setegar mungkin
menemukan arti kesetiaan

aku menunggumu di sini
di mana terakhir aku merasakan hangat pelukmu
merasakan kebisuan air matamu menetes di pundakku
dan melihat engkau pergi

aku yakin engkau akan kembali
walau terkadang
aku terduduk, dan terbaring
dalam bimbang
imbang